Rivalitas Max Verstappen dan Lewis Hamilton Semakin Panas, Jangan Sampai Ada “Kecurangan” Seperti Schumacher!

Setelah melalui beragam drama dan konflik seru sepanjang musim, persaingan Max Verstappen dan Lewis Hamilton pada musim 2021, jadi salah satu yang paling ketat dalam sejarah Formula 1.

Tentu saja, persaingan mereka tahun ini bisa dibilang sebagai yang terketat karena baik Verstappen dan Hamilton memiliki poin yang sama sebelum balapan terakhir di F1 Abu Dhabi 2021 dimulai.

Raihan poin yang sama milik keduanya pun membuat pertarungan F1 Abu Dhabi 2021 akan semakin panas. Boleh dibilang, siapa pun yang akan menempati posisi lebih di depan pada balapan di Yas Marina ini, akan jadi juara F1 2021.

Tidak cuma soal posisi finis saja, tetapi gagal finis sekalipun juga bisa lho menentukan gelar jatuh ke tangan siapa.

Oleh karena itu, jika salah satunya gagal meraih poin atau tidak finis, gelar akan jatuh ke tangan pembalap lainnya.

Patut Anda ketahui, karena lebih unggul dengan sembilan kemenangannya di musim ini, Verstappen tetap akan meraih gelar meskipun dia dan Hamilton sama-sama DNF (Did Not Finish).

Makanya nih berkaca dengan insiden-insiden yang terjadi musim ini, gagal finis juga masuk dalam skema perebutan gelar juara dengan kemungkinan yang cukup besar.

Di masa lalu, perebutan gelar ini juga sering ditentukan dengan tidak finisnya seorang pembalap.

Atau bahasa kasarnya, seorang pembalap akan mencoba membuat rivalnya gagal finis untuk bisa meraih gelar.

Belajar dari Beberapa Kasus Schumacher

Pada musim 1997, persaingan Michael Schumacher dan Jacques Villeneuve.

Setelah persaingan ketat sejak awal musim, Schumacher datang ke F1 Eropa dengan keunggulan satu poin saja dari Villenuve.

Kedua pembalap tampak sama kuat sejak sesi latihan hingga kualifikasi, bahkan balapanpun sangat ketat.

Di kualifikasi, Villeneuve dan Schumi mencatat waktu sama persis.

Akan tetapi karena Villenueve mencetak waktu duluan, dia berhak atas pole position sementara Shumacher start kedua.

Schumacher mampu start dengan baik dan mengambil alih pimpinan sejak awal.

Sayang bagi Schumi, putra dari legenda Gilles Villeneuve tersebut juga sangat cepat dan terus konsisten menjaga posisi dan kecepatannya.

Menuju 20 lap terakhir di Jerez tersebut, Villeneuve punya peluang menyalip di tikungan Dry Sac.

Schumi yang sudah tertekan tiba-tiba mengubah racing line-nya untuk menutup ruang sehingga terjadi senggolan.

Juara dunia tujuh kali ini tampaknya sengaja menabrak Villenuve untuk mengamankan posisinya.

Kedua mobil mengalami kerusakan ringan, Villeneuve yang berada di sisi dalam mampu melanjutkan balap.

Sementara Schumacher terjebak di gravel dan tidak bisa melanjutkan lajunya.

Gelar-pun jatuh ke tangan pembalap asal Kanada tersebut.

Tak berhenti di situ, Schumi sempat ingin protes agar Villeneuve kena hukuman atas insiden tersebut.

Tapi Ross Brawn yang saat itu berada di Ferrari bersama Schumi menghalangi amarah sang pembalap, kemudian memberikan rekaman kejadian hingga Schumi terdiam karena bukti-bukti malah mengarah padanya.

Brawn yang sekarang menjabat Direktur Olahraga F1 dengan besar hati berani mengakui bahwa Schumi-lah yang salah kala itu.

Uniknya, FIA yang sudah terlalu geram dengan Schumi kala itu membuat sidang dengan mendengar seluruh kesaksian, dan setelah dua pekan akhirnya mendiskualifikasi Schumi dari seluruh kejuaraan musim 1997.

Jadi pembalap Ferrari tersebut juga tidak berhak atas posisi runner-up dan keseluruhan poin yang didapatkan selama musim 1997.

Nah kejadian ini bisa jadi peringatan buat Verstappen dan Hamilton.

Tapi Schumacher juga pernah lolos saat melakukan tindakan yang mirip pada 1994 di seri terakhir melawan Damon Hill.

Bedanya posisi Schumacher masih bisa sedikit di depan saat crash terjadi sehingga racing line-nya belum benar-benar jadi milik Hill.

Ini jadi pertimbangan untuk tidak mendapat hukuman, ditambah Schumacher juga DNF.

Schumacher sampai terlempar menabrak dinding saat crash, sementara Hill terus mencoba melaju ke pit namun kerusakan mobilnya sudah terlampau parah hingga akhirnya juga DNF.

Meski sama-sama DNF, Schumi yang sudah unggul 1 poin berhasil meraih gelar pertamanya yang saat itu diraihnya bersama Benetton.

Gelar tersebut sangat kontroversial hingga Schumacher yang masih muda kala itu dicemooh banyak orang.

Apalagi melawan Damon Hill yang merupakan pembalap tim Williams yang saat itu banyak fansnya.

Belum lagi fakta bahwa tahun itu Williams baru kehilangan Ayrton Senna yang meninggal beberapa race sebelumnya.

Hill dan tim Williams sama-sama sepakat untuk tidak memperpanjang masalah karena masih berduka atas perginya Senna.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top