Persiapkan kendaraan Anda untuk kembali beraktivitas di “New Normal” Pastikan sistem pengereman bekerja optimal.

Persiapkan kendaraan Anda untuk kembali beraktivitas di “New Normal”
Pastikan sistem pengereman bekerja optimal.

Berbicara soal perawatan sistem pengereman tidak hanya sekedar mengganti kampas rem saja. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah cairan rem. Terlebih lagi pada saat “work from home” kendaraan akan lebih banyak berdiam di garasi. Oleh karena itu sudah sepatutnya Anda memeriksa kondisi cairan rem pada kendaraan Anda. Agar berkendara di era “New Normal” pun menjadi lebih aman dan nyaman.

 
Untuk melihat volume cairan rem, Anda dapat memeriksanya dengan cara membuka tutup tabung reservoir yang biasanya berada pada master silinder. Volume minyak rem yang berada didalam tabung tersebut harus berada diantara garis yang telah ditentukan. 

Ketika cairan rem berkurang, ada kemungkinan cairan rem sudah mulai mengandung kadar air yang tinggi yang membuat cairan rem mulai menguap. Oleh karena itu, mengganti atau menguras cairan rem sangat perlu dilakukan agar kinerja sistem pengereman selalu optimal. Kapan harus mengganti minyak rem? Minimal setiap dua tahun atau 20.000 KM minyak rem harus diganti atau dikuras, karena setidaknya terdapat kandungan air sebanyak dua hingga tiga persen pada cairan rem yang telah dipakai selama dua tahun. Jika terus dibiarkan, kandungan air akan terus bertambah dan titik didih nya pun akan terus menurun.

Master rem yang kotor juga disinyalir dapat menjadi penyebab keruhnya cairan rem, hal ini diakibatkan oleh korosi yang timbul dikarenakan kotoran dan air masuk melalui karet karet seal terlebih lagi jika karet seal sudah mengeras dan menyusut, kotoran akan lebih mudah masuk sehingga, cairan rem akan tampak kotor dan keruh. 

Karena musuh terbesar dari cairan rem adalah air, pada saat berkendara di musim penghujan, melintasi genangan air dan menerjang banjir. Sangat mungkin air akan masuk ke dalam sistem pengereman. Karenanya, sifat higroskopis daripada cairan rem akan menyerap molekul molekul air yang masuk. Sebaliknya, jika cairan rem tidak memiliki kemampuan menyerap molekul air maka molekul air tersebut akan hinggap pada komponen-komponen sistem pengereman dan menghasilkan korosi dan berpotensi membuat sistem rem bocor ataupun macet.

Tetapi, sifat higroskopis ini juga dapat bersifat negatif. Ketika cairan rem bersenyawa dengan air, titik didih daripada cairan rem akan menjadi turun. Padahal kinerja sistem pengereman, sangat bergantung pada kemampuan cairan rem menjaga titik didih yang tinggi agar terhindar dari mendidih karena panas yang dapat memunculkan gelembung udara. Gelembung udara ini sangat berbahaya karena dapat mengurangi kemampuan cairan rem untuk menyalurkan tekanan yang mendorong kampas rem sehingga terjadilah “angin palsu” yang nantinya akan membuat tekanan pada kampas rem tidak maksimal.

Jika gejala gejala tersebut sudah tampak pada cairan rem mobil Anda. Sebaiknya Anda segera melakukan konsultasi dengan bengkel andalan Anda untuk melakukan pengurasan. Cairan rem yang berkualitas dan sesuai dengan rekomendasi ATPM bagi kendaraan Anda sangatlah dibutuhkan sekarang ini sudah banyak tersedia berbagai jenis cairan rem. 


Facebook


Twitter


Youtube


Wordpress


Wordpress

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top