Kementerian Perhubungan masih sangat menyoroti tingginya angka kecelakaan lalu lintas di jalan. Hal ini memang harus menjadi perhatian serius dari pemerintah.
Kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan keselamatan di jalan.
Hal itu disampaikan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, saat menjadi pembicara kunci pada kegiatan diskusi kelompok terpumpun atau FGD Sidang Para Pakar Keselamatan Transportasi Darat.
“Budaya berlalu lintas, kompetensi pengemudi, pemahaman regulasi, serta kondisi sarana dan prasarana transportasi darat menjadi beberapa faktor penyebab dari terjadinya kecelakaan, selain faktor cuaca ekstrem yang juga seringkali menjdi penyebab kecelakaan,” jelas Budi, Kamis (24/3/2022).
Budi Karya Sumadi juga menjelaskan bahwa komitmen pemerintah untuk meningkatkan keselamatan jalan sudah tertuang dalam Instruksi Presiden RI Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan.
Program ini memiliki target mewujudkan 5 (lima) pilar aksi keselamatan jalan.
“Kemenhub bertanggung jawab terhadap pilar ke tiga yaitu kendaraan yang berkeselamatan,” ujarnya.
Terbaru, lanjut Menhub, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Rencana Umum Nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (RUNK LLAJ) pada 3 Januari 2022.
“Regulasi tersebut menjadi menjadi acuan bagi Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam mensinergikan perumusan dokumen perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian lalu lintas angkutan jalan,” jelas Menhub.
Tak hanya itu, Kemenhub juga mencatat angka kecelakaan di jalan masih perlu menjadi perhatian lantaran naik hingga 3.000 kasus dari 2020 hingga 2021.
“Angka kecelakaan dan fatalitas di negara kita masih cukup tinggi, pada 2020 tercatat angka kecelakaan sebanyak 100 ribu dan fatalitasnya sebanyak 23 ribu (kasus). Sementara di 2021 terdapat 103 ribu kecelakaan dan 25 ribu fatalitas,” ujar Direktur Sarana Transportasi Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Danto Restyawan.
Artinya dalam satu tahun terjadi kenaikan 3.000 kecelakaan dan 2.000 fatalitas.
Menurut Danto, kondisi tersebut perlu menjadi perhatian bersama.
Seluruh pemangku kepentingan diminta untuk bahu membahu mengurangi angka kecelakaan dan fatalitas itu.
“Semua stakeholder harus bahu membahu mengurangi angka kecelakaan dan fatalitas ini karena dampak yang diakibatkan sangat panjang dan signifikan,” katanya.