Kenali Jenis Cairan Radiator Yang Bagus Untuk Mobil

Sahabat Oto… Untuk menjaga suhu mesin tetap stabil diperlukan  sistem pendingin yang bekerja untuk membuang panas mesin yang dihasilkan dari proses pembakaran yang terjadi.

Cairan pendingin atau coolant memegang peranan yang sangat penting dalam proses menjaga suhu kerja mesin karena dia menjadi media perantara pelepasan panas dari mesin.

Dapat dibayangkan oleh Sahabat Oto, kalau coolant di dalam radiator kurang, maka hal ini bisa mengakibatkan mesin overheat atau panas berlebihan yang tentunya untuk jaga panjang bisa menyebabkankomponen di dalam mesin menjadi rusak.

Karena memiliki peranan yang sangat penting, setidaknya ada 4 jenis cairan pendingin yang biasa digunakan oleh para pemilik mobil. Sahabat Oto perlu mengetahui karakter dan keunggulan masing-masing jenis cairan serta kerugiannya apa saja.

Air Biasa

Banyak pengendara hingga saat ini masih menggunakan air biasa, baik itu air keran atau air mineral sebagai cairan pendingin pada radiator.

Air biasa memiliki titik didih yang rendah (sekitar 100 derajat celcius) sehingga memiliki kadar penguapan tinggi. Dalam kondisi yang ekstrem misalnya terjebak dalam kemacetan di siang hari air biasa akan kewalahan menjaga suhu mesin sehingga akan lebih cepat habis karena mengalami penguapan.

Air biasa karena memiliki banyak kandungan mineral dapat menimbulkan karat dan kerak dalam jangka waktu panjang. Dalam kasus ringan, permukaan pipa logam yang terkena karat akan tergerus dan menyumbat pipa di bagian yang kecil, seperti di tabung radiator.

Dalam kasus yang lebih berat, karat yang terjadi akan menggerus permukaan pipa dan membuatnya menjadi bocor. Oleh karena itu penggunaan air biasa sangat tidak disarankan sebagai cairan radiator.

Radiator Coolant

Radiator coolant merupakan cairan yang diformulasi khusus untuk menyerap panas dan mencegah korosi atau karat pada material logam.

Biasanya Radiator coolant memiliki kandungan utama berupa air tanpa mineral, zat anti-beku propylene glycol, dan pencegah karat. Kandungan propylene glycol membuat cairan radiator punya titik didih lebih tinggi, sekaligus titik beku lebih rendah ketimbang air biasa.

Tingginya titik didih membuat radiator coolant terhindar dari penguapan kala bersentuhan dengan temperatur tinggi mesin kendaraan. Pendingin jenis ini memiliki titik didih sekitar 10 derajat celcius lebih tinggi dari air biasa.

Radiator Super Coolant

Berbeda dengan radiator coolant biasa, Radiator super Coolant ketika akan digunakan harus diencerkan terlebih dahulu menggunakan air bersih dengan perbandingan 50:50.

Dengan perbandingan pengenceran yang sesuai, radiator super coolant akan memiliki titik didih yang tinggi, yakni bisa mencapai sebesar 130 derajat celcius.

Karena memiliki titik didih yang tinggi, maka radiator super coolant akan lebih banyak menyerap panas dari mesin tanpa khawatir mengalami penguapan dan habis.

Antifreeze dan Coolant Protector

Jenis coolant yang terakhir hampir mirip dengan coolant sebelumnya yaitu radiator super coolant, yaitu ketika akan digunakan biasanya harus dicairkan terlebih dengan menggunakan air bersih.

Namun, untuk menggunakannya Sahabat oto perlu menyesuaikan dengan iklim dimana mobil kita digunakan. Misalnya di iklim tropis, perbandingan yang bisa digunakan adalah 50:50.

Titik didih yang dimiliki oleh Antifreeze dan Coolant Protector tidak jauh berbeda dengan Radioator Super Coolant, namun dengan tambahan Antifreeze, cairan jenis ini cocok untuk digunakan di kondisi sub tropis karena tidak akan membeku ketika berada di suhu dingin yang ekstrem

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top